Izinkan aku pergi atau mungkin mati
Sebab dulu pun aku telah suri
Hanya karena kudengar jeritmu
Melolong sepanjang urat nadi
Aku seperti terseret ke dalam ribuan mimpi
Engkau tertunduk, Bahkan seperti bersujud
Entah kepada siapa.
Ketika mataku menyala dari lorong panjang kematian
Tapi aku bukan Tuhan Yang pantas kau hinakan
Kepalamu di kakiku
Aku tak minta kau sembah
Aku tak perlu rayu
Duduk dan sejajarlah berdiri
Hanya itu yang kumau
Bukan mengabaikan seperti ini
Karena kau juga Yang membangunkanku
dari api yang menyala di depan mata.
Saat maut benar-benar nanar Memandangku.
Kini izinkan aku sekali lagi pergi
Karena kedua kali kau siakan yang telah kukorbankan
Izinkan Aku Pergi
07.34 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar